Banyak sekali berita di televisi maupun media-media yang lain, yang menyoroti kebobrokan pelayanan keasehatan di tanah air, khususnya pelayanan kesehatan dibawah naungan pemerintah (baca : RSUD) dan dinkes. Hal ini juga dialami keponakanku, yang akhirnya pada tanggal 20 April 2013 harus meninggalkan kami untuk selama-lamanya.
Mungkin artikel ini bisa menjadi salah satu pedoman dan rujukan bagi kita semua, agar lebih teliti dan berhati-hati memilih rumah sakit, meski kematian sudah ditakdirkan Yang Maha Kuasa.
Kronologinya adalah sebagai berikut : Keponakanku sakit, yang oleh dokter puskesmas (periksa di puskesmas) didiagnosa awal sebagai penyakit liver, kemudian dirujuk ke RSUD. Karena keterbatasan biaya, maka pihak keluarga mencari jamkesda(Jaminan kesehatan daerah)/ SKTM (surat keterangan tidak mampu), sehingga keponakan saya masuk ke RSUD dengan status sebagai peserta jamkesda. setelah seminggu di RSUD, nyaris tidak ada perubahan yang berarti, keponakan saya masih kesakitan perutnya (perut bagian kiri atas).
Pada hari rabu, kebetulan pas menjenguk keponakan saya di rumah sakit, saya bertemu dokter spesialis penyakit dalam saat memeriksa keponakan saya. kemudian saya bertanya kepadsa dokter tentang kondisi keponakan saya yang tak kunjung membaik. Ternyata jawaban yang sangat mengejutkan dari dokter, pak dokter bilang "UNTUK PASIEN JAMKESDA MEMANG OBAT YANG TERSEDIA HANYA ITU, SEHINGGA TIDAK BISA GANTI OBAT, TERMASUK MEMBELI DI LUAR JUGA DILARANG" ketika kutanya mengapa, maka ya dokter hanya bilang "KALAU DIKASIH OBAT LAIN (mungkin maksudnya dosisnya lebih tinggi) atau DIBELIKAN PIHAK KELUARGA OBAT DARI LUAR, SANG DOKTER MALAH AKAN KENA MASALAH KARENA AKAN DIPANGGIL"
Nah yang jadi permasalahan, kenapa untuk pasien jamkesda hanya obat itu saja yang disediakan, tidak bisa ganti obat dengan dosis yang lebih tinggi. pantas saja sudah seminggu
keponakan saya tidak baik-baik.
dari situ ada beberapa hal yang janggal :
1. Kenapa untuk pasien jamkesda obat hanya dibatasi, padahal belum tentu obat yang dipakai sesuai. Bukankah dengan jamkesda akan dibiayai pemerintah daerah ?
2. Kenapa jika untuk membeli obat sendiri (misalnya dengan resep dari dokter) juga dilarang ?
3. Kenapa untuk ganti jenis obat, harus pindah ke pasien Umum ? (bayar sendiri tanpa jamkesda ?)
puncaknya adalah beberapa hari kemudian (tepatnya hari sabtu) sekitar jam 9.00 dokter bedah datang, kemudia sang dokter hanya berkata jika keponakan saya harus segera dioperasi besar,
karena kemungkinan lambung infeksi atau usus buntu pecah. sang dokter kemudian menyuruh menandatangani berkas persetujuan untuk operasi. sang dokter hanya bilang untuk segera operasi, ditunggu sampai jam 10.00....
Akhirnya kami menolak operasi karena ada beberapa kejanggalan yang tidak sesuai prosedur antara lain:
- Sang dokter menyuruh operasi pada jam 09.00 dan pelakasanaan operasi jam 10.00, bukankah jika operasi harusnya pasien puasa dahulu minimal 6 jam ?
- Sang dokter juga belum memastikan jenis penyakit yang diderita keponakan saya, apakah lambung atau usus buntu.
- Salah seorang pasien hasil operasi di RSUD tersebut meniggal (padahal operasi hernia), karena bocor.
dari situlah akhirnya kami putuskan untuk tidak melakukan tindakan operasi.
singkat cerita, akhirnya keponakan kami bawa ke pengobatan alternatif, sekali lagi maaf karena keterbatasan biaya, sehingga tidak mungkin kami bawa kerumah sakit mewah. setelah 2 hari di alternatif, akhirnya keponakan saya kami rujuk kembali ke rumah sakit swasta (diluar kabupaten) dengan harapan ketika dirawat kita bisa ngurus jamkesmas. (jamkesmas bisa digunakan untuk seluruh rumah sakit di indonesia, sedangkan jamkesda hanya pada rumah sakit tertentu diwilayah kabupaten pasien tinggal).
Setelah menelepon ke rs swasta luar kota tersebut, maka akhirnya keponakannku kami bawa ke rs tersebut. kemudia orangtuanya menuju dinkes diwilayah kabupaten dimana keponakanku tinggal. dari keterangan dinkes ternyata jamkesmas akan turun sekitar 2 tahun lagi, padahal keponakanku sudah dirumah sakit, trus bagaimana?
Itulah potret buruknya pelayanan RSUD dan jamkesda serta dinkes.
+ comments + 1 comments
Memang benar di daerah saya RSUD juga kaya gitu,kalo ada pasien pake jamkesda/ jamkesmas pelayananNya gak memuaskan dan pendaftarannya berbelit.
Post a Comment